etelah 40 tahun terpisah, anak Indonesia yang diadopsi warga Belanda bertemu ibu kandung



Namun pertemuan dengan kenalan ayahnya di masa muda tak memberinya petunjuk berarti untuk dapat menemukan orang tuanya.

"Selain itu, kami sempat juga berhubungan dengan beberapa orang lain untuk mencarinya, karena tak mendapat petunjuk yang jelas, lalu kami berhenti mencari," kata Marjolein.

Meski begitu, Andre tetap menyimpan keinginan bertemu dengan orang tua kandungnya, terutama setelah kelahiran putranya yang kini berusia 1,5 tahun.

Pencarian anak-anak yang diadopsi Belanda

Pada akhir 2017, Andre mendengar kabar dari rekannya di Belanda yang berhasil bertemu dengan orang tua kandungnya di Indonesia. 

Peristiwa itu membuat Andre kembali melakukan pencarian dengan bantuan Yayasan Mijn Roots.

"Saya berusia 40 tahun dan saya menganggap orang-orang di sini tidak berumur panjang, saya pikir kalau saya tidak menemukan mereka sekarang, kapan lagi," jelas Andre.

Berbekal dokumen adopsi dari orang tua angkatnya, pencarian keluarga kandungnya pun dimulai.

"Kalau dokumen tidak begitu jelas, namun kita dapat informasi dari orang-orang yang waktu itu pernah tinggal dengan orang tuanya, kami merasa yakin dapat menemukan itu," jelas Eko Murwantoro, tim pencari orang tua kandung dari Yayasan Mijn Roots.

Untuk memastikan Kartini merupakan orang tua Andre, Yayasan Mijn Roots melakukan tes DNA dan hasilnya positif.

Andre merupakan salah satu dari 24 anak adopsi warga Belanda yang berhasil kembali bertemu dengan keluarga mereka melalui bantuan Yayasan Mijn Roots.

"Ada yang sudah terlambat tidak menemukan orang tua mereka, namun berhasil bertemu dengan kakak atau adiknya, tapi masih banyak yang belum berhasil juga," kata



 Eko.

Yayasan Mijn Roots didirikan oleh Christine Verhaagen dan Ana van Keulen tiga tahun lalu untuk membantu anak-anak adopsi menemukan orang tua kandung mereka.

 Beberapa tahun lalu Lucy Hommels bergabung dengan yayasan ini.

Kisah Ana menemukan orang tua kandung

Christine Verhaagen dan Ana van Keulen juga merupakan anak yang diadopsi warga Belanda.

 Ana bertemu kembali dengan orang tua kandungnya Sati dan Andung pada 24 tahun yang lalu, ketika berusia 18 tahun.

Sejak usia 2,5 tahun, Ana diadopsi oleh pasangan Jan dan Gerda van Valen yang tinggal di Sliedrecht di dekat Rotterdam Belanda.

Sejak kecil Ana sering bertanya tentang orang tua kandungnya, terutama setelah berusia 12 tahun.

"Saya sering menangis ketika itu, tapi orang tua angkat saya mendukung dan berjanji akan membawa saja ke Indonesia, dan itu terjadi pada usia saya 18 tahun," kata Ana.

Saat itu, Ana menginap di Bogor dan bertanya pada orang sekitar penginapan tempat asal ibunya di kampung Pasir Ipis Ciampea.

"Ternyata kampungnya tak jauh dari tempat saya menginap, akhirnya saya pergi ke sana dan bertemu ibu saya, lalu ayah saya yang tinggal di kampung lain ke sana juga," kata Ana.

Sejak saat itu, Ana masih berhubungan dengan ibu dan ayah kandungnya sampai keduanya meninggal.

Ana yang tiga tahun lalu tinggal di Indonesia karena mengikuti suaminya yang bekerja di Surabaya, Jawa Timur, banyak dimintai bantuan oleh rekan-rekannya sesama anak adopsi di Belanda yang mencari orang tua kandung mereka.



close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==